Sabtu, 14 September 2013

Kisah Israiliyat Bolehkah diterima?

Islam adalah agama yang lengkap-komprehensif. Segala ajaran, arahan, dan larangannya merangkum segala aspek kehidupan manusia. Al Quran diturunkan sebagai kitabullah yang berisi aneka panduan dan hidayah bagi seluruh umat manusia –isinya lengkap dengan segala kandungan dari segi aqidah, ibadah, perundang-undangan, akhlak, sejarah dan sebagainya. Al Quran disampaikan secara mutawatir dan merupakan kitab yang sentiasa dipelihara isi kandungannya oleh Allah dari penyelewengan oleh tangan manusia-manusia yang tak bertanggung jawab.
Al-Quran adalah mukjizat Rasulullah saw. yang senantiasa selaras dalam setiap zaman, tempat, dan keadaan. Untuk fungsi tersebut, Al-Quran dilengkapi dengan penafsiran guna memudahkan kalangan awam memahami kandungan Al-Quran dan kandungannya.


Penafsiran yang dilakukan tanpa kehati-hatian memungkinkan masuknya unsur-unsur Israiliyyat dan khurafat ke dalam tafsir. Unsur-unsur Israiliyyat ini mudah terserap ke dalam kitab tafsir akibat sikap penafsir yang cenderung menganggap enteng bahan tafsir yang mereka pakai. Mereka menukilkan kisah ke dalam tafsir mereka tanpa menganalisa kesahihan cerita. Ada banyak kalangan ahli tafsir zaman dahulu dan sekarang yang memasukkan unsur-unsur Israiliyyat dalam penafsiran mereka. Unsur-unsur tersebut biasanya banyak terserak dalam menggambarkan kisah atau cerita para nabi dan rasul. Faktor ini tak pelak lagi menjadi penyebab kelemahan dalam tafsir ma’tsur. Kata ‘Israiliyyat’ adalah kata jamak. Mufradnya berasal dari kata Israiliyyah, yang dinisbatkan kepada Bani Israil (keturunan Israil). Sementara, Israil adalah gelar bagi Nabi Yakub as. yang berarti Abdullah atau hamba Allah. Jadi, Bani Israil atau keturunan Israil berarti keturunan Nabi Yakub as. Keturunan Nabi Yakub as. atau Bani Israil dikenal pula dengan sebutan Yahudi. Yahudi berasal dari kataYahuda, salah satu suku dalam Bani Israil yang jumlah anggotanya paling banyak. Karena hal itu, Bani Israel identik dengan kata Yahudi, walau tidak semua orang Bani Israel termasuk dalam suku Yahuda. Suku Yahuda sendiri merupakan keturunan dari Yahuda bin Yakub, salah satu dari duabelas putera Nabi Yakub as. Definisi Israiliyyat, menurut sebagian besar ahli tafsir, ialah kisah-kisah bernuansa Yahudi yang terserap masuk ke dalam tradisi Islam melalui tafsir Al Quran yang banyak terjadi di zaman tabi’in. Bahkan sebagian ulama tafsir dan hadits mendefinisikan Israiliyyat sebagai kisah-kisah yang sengaja diciptakan dan disusupkan oleh musuh-musuh Islam ke dalam tafsir Al Qur’an dengan tujuan untuk merusak kesucian Islam dan Al Qur’an (Al Zahabi 1990: 13). Secara umum, riwayat Israiliyyat dapat digolongkan menjadi tiga jenis riwayat: 1. Riwayat Israiliyyat yang sahih dan bertepatan dengan nash-nash Al Quran dan Sunnah. Riwayat Israiliyyat jenis ini didukung oleh kesesuaian dengan riwayat Hadits Rasulullah Saw. Tak ada keraguan dalam riwayat Israiliyyat jenis ini, sudah pasti benar dan dapat diterima. Riwayat Israiliyyat jenis ini wajib diriwayatkan dan diyakini kebenarannya. 2. Israiliyyat yang bertentangan dengan nash Al Quran dan Sunnah, serta bertentangan dengan akal sehat. Riwayat Israiliyyat jenis ini tidak didukung oleh kesesuaian dengan riwayat Hadits Rasulullah Saw. Riwayat Israiliyyat jenis ini sangat diragukan kebenarannya dan tidak dapat diterima. Riwayat Israiliyyat jenis ini haram diriwayatkan dan wajib ditolak diyakini kebenarannya. 3. Riwayat Israiliyyat yang tidak didukung nash-nash Al Quran dan Sunnah, namun tidakbertentangan dengan akal sehat dan logika Islami. Riwayat Israiliyyat jenis ini tidak didukung oleh kesesuaian dengan riwayat Hadits Rasulullah Saw, namun ada kemungkinan bahwa riwayat Israiliyyat jenis ini mengandung kebenaran dan dapat diterima oleh akal sehat dan logika islami. Riwayat Israiliyyat jenis ini tidak haram dan tidak pula wajib untuk diriwayatkan dan juga tidak haram juga tidak wajib diyakini kebenarannya. Masuknya Riwayat Israiliyyat kedalam tafsir Qur’an merupakan hal yang sulit dihindari sejak zaman dahulu. Ini terkait langsung dengan asimilasi tsaqafah Bani Israel yang bermigrasi kesemenanjung Arabia ke dalam tsaqafah bangsa Arab di masa pra-Islam.bersama hijrahnya Bani Israel ke semenanjung arabia, mereka membawa pula tafsir dan landasan agama mereka yang kemudian mereka wariskan dari generasi ke generasi di dalam kalangan mereka. Tafsir dan landasan agama Yahudi memiliki posisi kuat dalam tradisi bangsa Israel di manapun mereka berada karena mereka memiliki sebuah sistem pendidikan agama terpadu yang mereka ajarkan dalam sekolah-sekolah agama yang mereka namakan El-Midras. Tempat pendidikan itu terintegrasi pula dengan rumah peribadatan mereka, Sinagoga. Ketika ajaran Islam dan kitabullah lahir dan tersebar di kalangan penduduk Semenanjung Arab, Rasulullah saw. membangun pusat negara Islam di Madinah al-Munawwarah. Guna mendidik para sahabat, Rasulullah saw. menyelenggarakan majelis-majelis ilmu di Masjid Madinah. Di kota Madinah terletak permukiman beberapa golongan Yahudi seperti Bani Qainuqa’, Bani Quraidzah, dan Bani Nadir. Sementara di sekitar Madinah, ada banyak umat Yahudi yang bermukim di Khaibar, Taima’ dan Fadak. Ketika itu, ada beberapa kalangan ulama ahli Kitab di Madinah yang ikut memeluk Islam, seperti Abdullah bin Salam ra. Beliau dan orang semacamnya menjadi sumber rujukan bagi para sahabat untuk menanyakan secara rinci beberapa kisah yang ada dalam kitab Al Quran dan kebetulan juga ada didalam Taurat. Walau begitu, para sahabat tidak mempercayai mentah-mentah apa yang diceritakan kepada mereka. Malah mereka sering menyangkal kisah-kisah yang tak masuk akal dengan dalil akal dan juga syara’. Mereka hanya menerima apa yang bisa diterima oleh akal sehat dan syara’ dan menolak hal-hal yang tidak sesuai dengan keduanya. Selainitu, para sahabat membiarkan beberapa perkara yang tidak jelas tentang benar atau salahnya. Ada beberapa kisah Israiliyyat yang kemudian menyebabkan kekeliruan dan mengganggu kemurnian ajaran Islam. Kisah-kisah tersebut biasanya yang berbumbu dongeng dan khurafat, yang bertentangan dengan akal sehat dan Syara’. Implikasi dari kisah-kisah macam ini sangat dalam, misalnya: 1. Dalam Riwayat Israiliyyat terdapat unsur-unsur penafikkan terhadap sifat maksum para Nabiyullah dan Rasulullah, serta menggambarkan mereka dengan imaji kekejian dan aib yang tidak layak bagi manusia yang dimuliakan oleh wahyu Allah. Sebagai contoh misalnya kisah bahwa Nabi Nuh as. minum anggur sampai mabuk dan telanjang, kisah bahwa Nabi Luth as. berzina dengan dua orang putri kandungnya, kisah bahwa Nabi Daud as. menzinahi istri panglimanya -Aurya, kisah bahwa Nabi Sulaiman as. menyembah patung-patung dan membangun kuil-kuil pemujaan untuk menyenangkan istri-istrinya, 2. Riwayat-Riwayat Israiliyyat berpotensi menyimpangkan kepercayaan umat Islam terhadap sebagian ulama salaf dari kalangan sahabat dan Tabi’in. Ada banyak dongeng Israiliyyat yang riwayatnya dinisbatkan kepada kalangan salafus salih yang terkenal karena keadilannya dan reputasinya yang dapat dipercaya. Sebagian dari mereka bahkan terkenal di kalangan orang-orang Islam dengan tafsir dan Hadits yang diriwayatkannya. Mereka yang namyanya dicatut antara lain Abu Hurairah ra., Abdullah bin Salam ra., Ka’ab Al Ahbar, dan Wahab bin Munabih. 3. Riwayat Israiliyyat memiliki potensi untuk memalingkan manusia dari tujuan Al Quran yang sesungguhnya dan dapat melalaikan umat dari pelajaran dan pemahaman maksud ayat-ayat Al-Quran, melalaikan umat dari pengambilan manfaat dan iktibar, serta nasihat-nasihat yang terkandung di dalamnya atau pemahaman tentang hukum-hukum yang terdapat di dalamnya. Riwayat Israiliyyat memiliki potensi memalingkan umat kepada perkara sia-sia. Misalnya membahas warna anjing Ashabul Kahfi dan namanya, membahas kayu bahan tongkat Nabi Musa as., membahas tentang nama anak kecil yang dibunuh oleh Khidir dan sebagainya. Inilah akibat Riwayat Israiliyyat terhadap aqidah umat Islam dan juga terhadap kesucian ajaran Islam. Kaum Yahudi selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengikis aqidah dan melemahkan kepercayaan umat Islam terhadap Al-Quran dan Al-Hadits. Mereka juga berusaha menggoyang kepercayaan umat Islam terhadap golongan salafussalih yang memiliki peran dalam memikul risalah umat Islam dan menyebarkannya ke segala penjuru dunia. Karena itu, umat Islam perlu mencermati dan memperhatikan serta mempertimbangkan penyerapan Riwayat Israiliyyat dalam tafsir-tafsir dan menyaringnya (Al-Zahabi 1990: 29-34). Sumber: · Muhammad Hussin Al-Zahabi. 1990. al-Israiliyyat fi al-Tafsir wa al-Hadith. Qaherah:Maktabah Wahbah. · Muhammad Hussin Al-Zahabi. t.th. al-Tafsir wa al-mufassirun. Qaherah: Maktabah Wahbah. · Mazlan Ibrahim & Ahmed Kamel Mohamad. 2004. Israiliyyat dalam Kitab Tafsir Anwar Baidhawi.Selangor: Jabatan Usuluddin dan Falsafah Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia · Ibn Khaldun. Abd al-Rahman b. Khaldun al-Maghribi. 1968. Muqaddimah Ibn Khaldun. Beirut: Dar Maktabah al-Hayat.

Sumber:



Selain daripada ancaman hadis-hadis palsu, umat kita juga terdedah dengan kisah-kisah Israiliyat yang sering dijadikan sebagai sumber teladan. Ketidakpedulian sesetengah pihak terhadap perkara ini (Khususnya di masa kini) menyebabkan cerita-cerita ini semakin tersebar sehingga memberika kesan yang negatif terhadap Islam. 

Mungkin ada yang tahu tetapi disebabkan takut dirinya dilabel sebagai “pembawa ajaran baru” atau semata-mata ingin menyampaikan perkara tertentu sahaja dalam rangka dirinya “diterima” maka dia berdiam sehinggakan umat lemas dalam cerita-cerita tersebut . Pemikiran ini harus diubah kerana dakwah bukanlah supaya diri kita diterima tetapi apa yang penting ialah sampainya mesej yang ingin disampaikan.


Dalam rangka memberikan kefahaman asas tentang hal ini maka saya mengambil inisiatif untuk meringkaskan beberapa buku dan risalah para ustaz dan ulama. Semoga ringkasan ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.


APA ITU ISRAILIYAT ?


Menurut Syeikh Muhammad bin soleh al-uthaimin :


لإسرائيليات : الأخبار المنقولة عن بني إسرائيل من اليهود وهو الأكثر ، أو من النصارى

Maksud : al-Israiliyat ialah berita-berita yang dibawa daripada Bani Israil yang terdiri daripada Yahudi (lebih banyak) dan Nasrani. (Usul fi al-tafsir, Muhammad soleh al-uthaimin)

PEMBAHAGIAN KISAH ISRAILIYAT


Kisah Israiliyat dapat dibahagikan kepada 3 kategori iaitu


1. Berita yang disahkan oleh Islam dan disahkan benar. 


Ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahawa daripada Ibnu Mas’ud


عن ابن مسعود رضي الله عنه قال : جاء حبر من الأحبار إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : يا محمد ، إنا نجد أن الله يجعل السماوات على إصبع ، وسائر الخلائق على إصبع فيقول : أنا الملك ، فضحك النبي صلى الله عليه وسلم حتى بدت نواجذه تصديقا لقول الحبر ، ثم قرأ رسول الله صلى الله عليه وسلم : (وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعاً قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ) (الزمر:67)



Maksud : “Telah datang seorang pendita Yahudi kepada Rasulullah s.a.w. dan berkata:


“Wahai Muhammad, sesungguhnya kami dapati (dalam kitab kami) bahawa Allah meletakkan tujuh petala langit atas satu jari, tujuh petala bumi atas satu jari, segala pokok atas satu jari, air dan tanah atas satu jari dan seluruh makhluk atas satu jari lalu berkata, “Akulah raja.”


Mendengar itu, Nabi tergelak sehingga ternampak gusinya, membenarkan kata-kata pendita itu. Kemudian Baginda membaca (ayat 67 surah al-Zumar 39 yang bermaksud):


“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggamanNya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kananNya. Maha suci Tuhan dan maha tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (H/R Bukhari)


2. Berita yang ditolak oleh Islam dan disahkan bohong.

Contohnya seperti

Sesungguhnya bumi berada di atas sebiji batu. Batu tersebut berada di atas tanduk seekor lembu jantan. Apabila lembu jantan itu menggerakkan tanduknya, maka batu tersebut pun bergerak dan bergeraklah bumi. Itulah gempa bumi.” (Disahkan palsu oleh Ibnul Qayyim dalam al-manar al-munif)


3. Berita yang tidak diiktiraf dan tidak pula ditolak oleh Islam

Dari Abu hurairah
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : كان أهل الكتاب يقرؤون التوراة بالعبرانية ، ويفسرونها بالعربية لأهل الإسلام ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا تصدقوا أهل الكتاب ولا تكذبوهم ، وقولوا: ( آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ)(العنكبوت: من الآية 46)


Maksud : “Dahulu Ahli Kitab membaca al-Taurat dalam bahasa Ibraniyah dan mentafsirkannya dalam bahasa Arab untuk orang Islam. Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: “Jangan percaya Ahli Kitab dan jangan dustakan mereka. Katakanlah “Kami telah beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada kamu.” (al-Ankabut 29:46). (H/R Bukhari)


Kebanyakan kisah Israiliyat tidak mempunyai manfaat kepada agama dan contoh kisah-kisah tersebut ialah warna anjing ashabul kahfi, bilangan mereka, tongkat nabi musa diperbuat daripada kayu apa ?, Nama burung yang dihidupkan Allah untuk Nabi Ibrahim, Jenis pohon yang digunakan oleh Allah untuk berkata dengan Nabi Musa dan banyak lagi masalah-masalah lain yang tidak disebutkan secara jelas dalam al-Quran kerana tidak ada faedahnya dalam urusan agama dan duniawiyah seorang mukallaf. (Muqaddimah Tafsir Quranil azim, Imam Ibnu Katsir)

HUKUM MERIWAYATKAN (MENCERITAKAN) KISAH ISRAILIYATMenurut para ulama menceritakan kisah Israiliyat khususnya yang jenis ketiga adalah HARUS jika tidak dikhuatiri membawa keburukan. Hujahnya ialah sabda nabi shallallahu alaihi wa sallam

بلغوا عني ولو آية ، وحدثوا عن بني إسرائيل ولا حرج ، ومن كذب على متعمدا فليتبوأ مقعده م النار


Maksud : sampaikanlah dariku walau satu ayat. Riwayatkanlah daripada Bani Israil tiada salahnya. Dan barangsiapa yang berdusta atas namaku maka siap sediakanlah tempatnya di neraka (H/R Bukhari)


SIKAP KITA ORANG AWAM DALAM MENANGANI ISU INI


Menurut Prof. Madya Dr. Mohd Najib Abdul Kadir, Ketua jabatan FPI UKM, terdapat 4 kaedah untuk mengecam riwayat Israiliyat iaitu pengamatan sanad, pengamatan matan, merujuk ulama dan melihat sumber yahudi dalam rangka membuat perbandingan warisan ulama muktabar Islam dalam soal yang berkaitan Israiliyat. Bagi saya, tidak semua diantara kita dapat mengecam sesuatu cerita itu adalah cerita Israiliyat. Lebih-lebih lagi kebanyakan kita tidak mempunyai ilmu dalam bidang ini dan masa untuk mengkaji amatlah terbatas.


Bagi saya langkah yang terbaik dalam hal ini ialah mendiamkan diri kita terhadap cerita-cerita israiliyat yang kita tidak pasti tahap kesahihannya dan asal-usul cerita tersebut yang mana ianya kebanyakan menceritakan perincian penciptaan alam, paras rupa nabi dan orang-orang soleh, perincian-perincian kisah al-Quran seperti cerita harut dan marut, kisah Nabi yusuf dan Zulaika, kisah-kisah Nabi musa dan nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad, cerita awal penciptaan adam. Walaupun kisah-kisah tersebut ada yang bersifat “harus” untuk diceritakan, namun langkah berhati-hati perlu diterapkan dalam usaha memurnikan kembali ajaran agama kita yang bercampur baur dengan perkara-perkara yang tidak sepatutnya. Setiap kita tidak boleh memandang ringan terhadap hal ini kerana peremehan hal ini dapat membawa kepada impak yang negatif terhadap diri kita dan masyarakat.


KESAN NEGATIF RIWAYAT ISRAILIYAT


Riwayat israiliyat mempunyai banyak kesan negatif. Antaranya ialah


1. Memberi gambaran bahawa Islam agama yang khurafat dan penuh pembohongan


Contohnya seperti


Sesungguhnya bumi berada di atas sebiji batu. Batu tersebut berada di atas tanduk seekor lembu jantan. Apabila lembu jantan itu menggerakkan tanduknya, maka batu tersebut pun bergerak dan bergeraklah bumi. Itulah gempa bumi.” (Disahkan palsu oleh Ibnul Qayyim dalam al-manar al-munif)


Riwayat ini agak bertentangan dengan HAKIKAT bumi terapung diangkasa dan gempa bumi adalah disebabkan pergerakan kerak bumi. Riwayat-riwayat seperti ini hanya membuat Islam itu rendah martabatnya disisi orang yang bukan Islam. Natijahnya keindahan agama ini semakin lama semakin terlindung dek kisah-kisah yang tidak masuk akal dan orang bukan Islam akan mempunyai tanggapan yang buruk terhadap Islam.


2. Merendah-rendahkan martabat Nabi yang diutus Allah


Kalau kita perhatikan dalam al-Quran cerita-cerita nabi kebanyakannya diterangkan/diceritakan secara umum sahaja. Contohnya kisah Nabi Ayub yang ditimpa sakit. Memang Nabi ayub diceritakan dalam al-Quran bahawa dia diuji oleh Allah dengan penyakit (Lihat surah sod ayat 41) tetapi perincian Baginda alaihi salam sakit apa tidak pula diceritakan dengan lanjut. Sesetengah buku “murahan” memperincikan lagi bahawa Nabi ayub ditimpa sakit sehingga badan beliau berulat. Tfsiran yang melampau-lampau pula mengatakan bahawa daging beliau berguguran sehingga tingall tulang sahaja. Menurut para ulama kisah ini adalah kisah Israiliyyat yang cuba merendah-rendahkan martabat para Nabi yang diutus oleh Allah.


Antara kisah yang lain ialah kisah Nabi Sulaiman yang tertinggal solat asar kerana mengira kuda untuk berjihad, cerita nabi sulaiman membina istana kaca untuk melihat betis balqis dan banyak lagi cerita yang berbentuk perincian apa yang umum di dalam al-Quran.


3. memalingkan umat Islam terhadap tujuan asal al-Quran itu diturunkan dan melalaikan mereka daripada meneliti maksud sebenar ayat al-Quran


Contohnya masyarakat kita hari ini sibuk memikirkan rupa bentuk luqman yang diceritakan dalam al-Quran sebagai orang yang mempunyai hikmah. Konon-kononnya dia ini seorang hamba habsyi, kulit hitam, bibir lebar, hidung pendek dan macam-macam lagi. Selain itu ada juga yang sibuk dengan memikirkan di mana lokasi sebenar bahtera Nabi nuh terdampar, kayu yang dijadikan tongkat nabi musa dan banyak lagi. Al-Quran diturunkan SEBAGAI PANDUAN DAN UNTUK MEMBERIKAN PENGAJARAN. Adapun kisah-kisah perincian yang tidak ada kaitan dengan pengajaran maka ianya tidak ada motif lain melainkan untuk memalingkan kita daripada tujuan asal al-Quran diturunkan. Namun yang demikian, walaupun kisah-kisah ini tidak memberi manfaat dan berlawanan dengan fakta al-Quran dan as-sunnah yang sahih serta logic akal, ada juga kita yang masih lemas dalam membongkar “misteri-misteri” tersebut.


4. Merosakkan akidah umat Islam


Kisah-kisah israiliyat juga dapat merosakkan akidah umat ini dengan mengikis ketulenan agama Islam yang sebenar sehingga membuat seseorang itu ragu terhadap Islam. Selain daripada it, pencemaran kisah-kisah al-Quran juga dapat membuat seseorang itu mempunyai iqtiqad yang berlawan dengan al-Quran dan as-sunnah yang sahih. Contohnya seperti kepercayaan harut dan marut adalah malaikat yang diazab Allah. Menurut Dr Muhammad bin Abu syahbah


أن من اعتقد في هاروت وماروت أنهما ملكان يعذبان على خطيئتهما : فهو كافر بالله.



Maksud : "Sesiapa yang beri'tiqad dalam kisah Harut dan Marut bahawasanya mereka berdua adalah malaikat yang diazab atas kesalahan mereka, maka orang itu kafir terhadap ALLAH yang maha agung.". (al-Israiliyyat al-maudhuat fi kutub al-tafsir, Muhammad abu syahbah)


Dan ini juga adalah pendapat ulama seperti Ibnu Katsir. Untuk melihat kisah sebenar ayat 102 surah al-baqarah ini perlu bagi kita merujuk sumber yang asal supaya kita tidak tersilap faham dan merujuk ulama-ulama tafsir untuk memastikan keabsahan suatu kisah yang disandarkan dengan kisah-kisah al-Quran.


KESIMPULAN


Dunia masa kini telah melabelkan Islam sebagai agama yang jumud, ganas, ketinggalan zaman dan banyak lagi label-label yang yang negatif walhal Islam yang sebenar bukanlah sepertimana yang dikatakan orang-orang yang jahil mengenainya. Oleh itu, janganlah kita menambahkan derita agama ini dengan menambahkan sesuatu yang tidak ada padanya. Dalam penulisan ini, apa yang saya cuba maksudkan ialah supaya kita TIDAK MENAMBAH-NAMBAH CERITA-CERITA ISRAILIYAT SEBAGAI PENAMBAH PERISA KISAH-KISAH YANG BERASAL DARIPADA AL-QURAN.

sumber:




Kisah Israiliyat yang selalu kita dengar di Malaysia ketika musim pilihanraya:

DI DALAM TAFSIR IBNU KATHIR, ada diceritakan mengenai seekor burung kecil yang cuba memadam api, yang membakar Nabi Ibrahim a.s... Sesungguhnya tatkala Nabi Ibrahim a.s. dicampakkan ke dalam api, semua binatang yang melata dimuka bumi, cuba memadamkan api tersebut, kecuali cicak, kerana sesungguhnya dia (cicak) meniupkan api keatas Nabi Ibrahim…

SEEKOR burung kecil terbang, mengisi air dalam paruhnya, lalu menyiram ke atas api yang membakar... Perbuatan itu diperhatikan oleh makhluk Allah yang lain lalu mereka menegur burung itu.... Bagi mereka perbuatan burung itu yang mengambil air dengan paruh yang kecil, lalu menyiram ke atas unggun api yang besar itu, hanyalah perbuatan sia-sia, kerana api yang membakar Nabi Ibrahim terlalu besar dan marak menyala, pasti sahaja takkan terpadam dengan air yang disiramkan itu... 


TETAPI burung itu menjawab dengan penuh keyakinan ‘‘Memang ia tidak akan memadamkan api tersebut, tetapi AKU LEBIH TAKUT KEPADA ALLAH, KERANA ALLAH AKAN MENYOAL AKU NANTI , apakah yang aku lakukan untuk agama Allah, dan Allah tidak akan bertanya samada aku berjaya memadamkan api itu ataupun tidak”...

Lihat video dari ustaz-ustaz:







Tiada ulasan:

Catat Ulasan